CSE

Loading

Rabu, 15 Januari 2014

PEDOMAN
BAGI AHLI GIZI DALAM MENCARI
DAN MEMILIH LAHAN KERJA
Sejak awal tahun 90-an, pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan baru yaitu
tidak menambah jumlah pegawai negeri. Hal ini bukan berarti bahwa pemerintah
tidak lagi menerima pegawai baru, tetapi pengangkatan hanya dilakukan bila ada
pegawai lama yang pensiun atau meninggal dunia. Berbagai kalangan bahkan
mengemukakan bahwa karena masalah ekonomi keuangan maka pertumbuhan
pegawai negeri saat ini seharusnya negatif, artinya tidak mengangkat pegawai baru
meskipun ada pegawai yang meninggal atau pensiun. Akademi Gizi, yang
mempunyai status pendidikan kedinasan, tidak terkecuali.
Ahli gizi, sebutan umum lulusan Akademi Gizi, juga harus menerima kenyataan
bahwa mereka harus mencari pekerjaan di luar pemerintah. Meskipun sebagai ahli
gizi baru masih diterima sebagai pegawai negeri, tetapi masih jauh lebih banyak ahli
gizi yang tidak diangkat sebagai pegawai negeri. Sejak tahun 1990 banyak ahli gizi
yang bekerja di sektor swasta, baik di bidang pangan dan gizi maupun di bidang lain.
Dalam pedoman ini, ahli gizi di sektor swasta ini banyak memberi masukan berharga
berdasarkan pengalaman mereka sewaktu melamar pekerjaan, saat melaksanakan
pekerjaan dan pengalaman2 yang menarik lainnya. Hal-hal semacam ini tidak pernah
mereka peroleh selama masa pendidikan tiga tahun di Akademi Gizi. Banyak diantara
mereka yang langsung berbagi pengalaman dengan teman-teman mereka yang
masih mahasiswa bahkan juga dengan dosen Akademi Gizi.
Untuk melihat lebih lanjut., klik DISINI
Gizi Ibu & Anak
Masalah gizi, khususnya anak pendek, menghambat perkembangan anak muda, dengan dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya. Studi menunjukkan bahwa anak pendek sangat berhubungan dengan prestasi pendidikan yang buruk, lama pendidikan yang menurun dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa. Anak-anak pendek menghadapi kemungkinan yang lebih besar untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang kurang berpendidikan, miskin, kurang sehat dan lebih rentan terhadap penyakit tidak menular. Oleh karena itu, anak pendek merupakan prediktor buruknya kualitas sumber daya manusia yang diterima secara luas, yang selanjutnya menurunkan kemampuan produktif suatu bangsa di masa yang akan datang.
Intervensi untuk menurunkan anak pendek harus dimulai secara tepat sebelum kelahiran, dengan pelayanan pranatal dan gizi ibu, dan berlanjut hingga usia dua tahun. Proses untuk menjadi seorang anak bertubuh pendek – yang disebut kegagalan pertumbuhan (growth faltering) - dimulai dalam dalam rahim, hingga usia dua tahun. Pada saat anak melewati usia dua tahun, sudah terlambat untuk memperbaiki kerusakan pada tahun-tahun awal. Oleh karena itu, status kesehatan dan gizi ibu merupakan penentu penting tubuh pendek pada anak-anak.
Untuk mengetahui lebih lanjut., klik DISINI